Bu Host yang rajin kali ini menghadirkan Lontong Rujak Cingur...mendengar kata rujaknya saja sudah terbayang segar-segarnya, tapi dengan cingur ? yang belum pernah merasakan sajian ini pasti penasaran, cingur adalah moncong atau hidung sapi, tertarik mencoba? silahkan pelajari resepnya :-)
Selamat siang, NCC-ers..........
Mau setor dan laporan lagi yaaa demi NCCLW nih!
Udah kangen banget makan rujak cingur. Dulu, ibuku jagoannya nih bikin ini ( ibu-e dialem dewe kiii....). Tapi karena saat ini beliau sudah semakin sepuh dan ada kemunduran kesehatannya, produksinya kok berhenti. Anaknya ini nih, nggak rela kalau nggak bisa meneruskan kehebatan beliau. Bismillah, bikinlah di weekend ini....
Untuk lontongnya pembuatannya seperti yang sudah pernah ditulis di http://ncclontongweek.blogspot.com/2012/02/ncc-lontong-week-hayaaahhhh.html
- Pilih beras berkualitas baik, cuci bersih. Agar teksturnya lebih pulen dan menyatu, boleh ditambahkan dengan air kapur sirih. Larutkan 1/8 sdt kapur sirih dalam 1 sdm air, campur dengan 1 kg beras.
- Sebaiknya gunakan daun pisang dari jenis pisang batu karena bisa menyumbangkan warna hijau pada hasil jadi lontong sehingga tampilannya lebih cantik dan menggiurkan.
- Jemur terlebih dahulu daun pisang hingga lemas dan mudah digulung. Buang tulang daunnya, kemudian lap dengan kain bersih sebelum digunakan.
- Buat selongsong dari daun pisang dengan bagian mengilap berada di dalam agar kulit lontongnya berwarna hijau muda. Isi dengan beras hingga setengahnya, semat dengan lidi.
- Jangan gunakan plastik untuk membuat lontong, sebab senyawa dalam plastik dapat mengontaminasi lontong selama perebusan.
- Tata dalam panci, tuangi air hingga terendam. Masak selama 3-8 jam, tambahkan air jika perlu. Makin lama memasak, lontong makin tanak, dan umur simpannya makin lama.
- Tiriskan lontong yang telah matang, susun berdiri hingga airnya tiris benar.
- Lontong tahan hingga 2 hari. Jika tak habis disantap, simpan dalam lemari pendingin. Hangatkan dengan cara mengukusnya. Jangan konsumsi lontong yang telah berair atau berlendir. (http://www.femina.co.id/archive/main/kuliner/tips_detail.asp?id=451&views=6 )
Sedangkan rujak cingurnya sendiri resepnya kurang lebih adalah sebagai berikut:
Bahan :
- 1/2 kg cingur sapi
- 10 ikat kangkung, rebus
- 1 ikat kacang panjang,rebus
- 3 buah timun dibiarkan mentah
- 1/4 kg toge panjang, siram air panas
- 1 buah tempe yang sedang besarnya, goreng
- 1 buah tahu putih, goreng
Bumbu Cingur yang dihaluskan:
- 15 siung bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 2 sdt ketumbar bubuk
- 3 sdm garam
- 2 sdm gula pasir
- 2 lembar daun salam
- 1 ruas lengkuas, memarkan
Cara pembuatan :
- tumis bumbu halus hingga harum, masukkan rempah daun
- masukkan cingur yang sudah dicuci bersih dan dikuliti bagian kerasnya
- aduk hingga cingur berubah warna
- tuangi air +/- 1 liter, rebus hingga empuk ( saya dipresto, setelah mendesis matangkan 30 menit ).
- setelah empuk, goreng sebentar untuk memberi tekstur kecoklatan dan agak kering.
Bumbu sambel petis :
- 1/2 buah pisang batu, cuci bersih
- 3 buah cabe rawit merah
- 2 sdm kacang tanah yang telah digoreng dan dihaluskan/tumbuk
- 1 sdm petis udang yang baik
- 1 sdt garam
- 1/2 buah gula merah sisir halus
Cara pembuatan:
- potong-potong tipis pisang batu
- haluskan : pisang batu, cabe rawit, gula merah, garam
- beri kacang tanah tumbuk, haluskan dengan diberi sedikit air matang
- beri petis, tambahkan air matang sesuai kekentalan yang diinginkan.
Pelengkap: kerupuk kampung putih
Penyajian :
- potong-potong lontong dalam piring
- tata berturut-turut di atas lontong: kangkung, kacang panjang, toge dan irisan tipis timun.
- beri atasnya dengan: irisan tipis tempe, irisan tahu, dan cingur yang sudah digoreng
- tuangi sambel petisnya, hidangkan dengan kerupuk kampung.
Sewaktu membuat dan memotret hasil jadinya datang keponakan yang tidak suka sayur. Eh dia langsung makan dan katanya.....enaaakkkk.........begitu pulang lapor pada bapaknya ( kakak kandung saya yang kangennya pada rujak cingur ini sama dengan saya ). Wah, langsung telpon dan minta dibungkuskan....so, ayo deh dicoba........terutama orang-orang Surabaya itu lhooooooo.......
Salam Lontong,
Bu Uban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar